Teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode kontekstual. Dalam teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter; terjun, at; amati, ai; rangkai.
1. Terjun
Terjun di sini mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Alam lingkungan memuat berbagai objek; tumbuhan, hewan, langit, matahari, sungai dll; yang memungkinkan siswa dapat memetik pelajaran darinya. Guru berperan sebagai pemandu dan memberikan rambu-rambu apa yang harus dilakukan siswa dengan banyaknya obyek di alam ini- mengarang cerita, membuat puisi dll- yang dalam hal ini ditujukan dalam pembelajaran menulis puisi.
Dengan langsung terjun kealam terbuka, siswa merasa senang karena tidak terkungkung dalam ruang yang minim dengan berbagai benda untuk dijadikan obyek bahan tulisannya..
2. Amati
Amati di sini mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai obyek di alam sekitar. Seperti disebutkan di atas, obyek itu dapat berupa benda hidup maupun benda mati. Benda hidup contohnya, pohon, burung, semut, manusia, dsb. Sedangkan benda mati dapat berupa, rumah, bangunan, jalan, air dsb. Dalam melakukan pengamatan tentunya siswa terlebih dahulu menentukan tema yang ingin diangkat menjadi bangunan sebuah puisi. Peran guru sangat penting disini, guru harus memberikan penjelasan yang tentang materi puisi, namun perlu diingat pemberian materi itu jangan terlalu berlebih tapi juga jangan terlalu sedikit, secukupnya saja. Yang ditututut dalam pembelajaran model kontekstual adalah proses bukan melulu hasil. Jadi dalam membelajarkan materi guru harus jeli dan seleksi. Semisal, sebelum siswa terjun ke pembelajaran di alam terbuka, siswa terlebih dahulu diberikan contoh puisi yang di dalamnya mengandung pengimajian atau sarana retrorika. Hal itu dilakukan agar nantinya setelah siswa terjun ke pembelajaran alam siswa tidak akan mengalami kesulitan, maksudnya siswa tidak mengalami kesulitan yang akan mengganggu konsentrasinya.
3 Rangkai
Setelah siswa selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang nanti akan dijadikannya sebagai bahan penciptaan puisi, selanjutnya siswa mulai menyusun dan merangkainya menjadi sebuah bangunan puisi. Bangunan puisi yang dicipta oleh siswa bukan berarti lengkap sesuai dengan unsur-unsur dalam puisi, tapi beberapa saja. Bila siswa sudah paham dengan penjelasan guru mengenai metafora atau citra perabaan, penglihatan dsb, maka penciptaan puisi hanya sebatas itu dulu saja, baru setelah siswa menguasainya dan mengalaminya dalam kegiatan penciptaan puisi maka tahap selanjutnya meningkat ke materi yang lebih jauh lagi.
Sumber: http://sagoro-indo.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menulis-puisi-dengan.html
1. Terjun
Terjun di sini mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Alam lingkungan memuat berbagai objek; tumbuhan, hewan, langit, matahari, sungai dll; yang memungkinkan siswa dapat memetik pelajaran darinya. Guru berperan sebagai pemandu dan memberikan rambu-rambu apa yang harus dilakukan siswa dengan banyaknya obyek di alam ini- mengarang cerita, membuat puisi dll- yang dalam hal ini ditujukan dalam pembelajaran menulis puisi.
Dengan langsung terjun kealam terbuka, siswa merasa senang karena tidak terkungkung dalam ruang yang minim dengan berbagai benda untuk dijadikan obyek bahan tulisannya..
2. Amati
Amati di sini mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai obyek di alam sekitar. Seperti disebutkan di atas, obyek itu dapat berupa benda hidup maupun benda mati. Benda hidup contohnya, pohon, burung, semut, manusia, dsb. Sedangkan benda mati dapat berupa, rumah, bangunan, jalan, air dsb. Dalam melakukan pengamatan tentunya siswa terlebih dahulu menentukan tema yang ingin diangkat menjadi bangunan sebuah puisi. Peran guru sangat penting disini, guru harus memberikan penjelasan yang tentang materi puisi, namun perlu diingat pemberian materi itu jangan terlalu berlebih tapi juga jangan terlalu sedikit, secukupnya saja. Yang ditututut dalam pembelajaran model kontekstual adalah proses bukan melulu hasil. Jadi dalam membelajarkan materi guru harus jeli dan seleksi. Semisal, sebelum siswa terjun ke pembelajaran di alam terbuka, siswa terlebih dahulu diberikan contoh puisi yang di dalamnya mengandung pengimajian atau sarana retrorika. Hal itu dilakukan agar nantinya setelah siswa terjun ke pembelajaran alam siswa tidak akan mengalami kesulitan, maksudnya siswa tidak mengalami kesulitan yang akan mengganggu konsentrasinya.
3 Rangkai
Setelah siswa selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang nanti akan dijadikannya sebagai bahan penciptaan puisi, selanjutnya siswa mulai menyusun dan merangkainya menjadi sebuah bangunan puisi. Bangunan puisi yang dicipta oleh siswa bukan berarti lengkap sesuai dengan unsur-unsur dalam puisi, tapi beberapa saja. Bila siswa sudah paham dengan penjelasan guru mengenai metafora atau citra perabaan, penglihatan dsb, maka penciptaan puisi hanya sebatas itu dulu saja, baru setelah siswa menguasainya dan mengalaminya dalam kegiatan penciptaan puisi maka tahap selanjutnya meningkat ke materi yang lebih jauh lagi.
Sumber: http://sagoro-indo.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menulis-puisi-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar