Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Oleh: Andri Wicaksono
1. Wawancara
a. Pengertian Wawancara
Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 278-291) wawancara biasanya dilakukan terhadap seseorang (pelajar) yang kemampuan bahasanya cukup memadai sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bahasa itu. Menurut Keraf (1993:161) wawancara atau inteview adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seseorang informan atau seorang autoritas (suatu ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah).
Menurut Hendrikus (1991: 114), wawancara adalah dialog antara para peliput berita dengan tokoh terkemuka mengenai masalah-masalah aktual atau masalah-masalah khusus yang menarik. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka bisa disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu tanya jawab yang dilakukan dengan seseorang atau narasumber untuk memperoleh informasi tertentu.
b. Persiapan Wawancara
Supaya dapat membuat wawancara yang baik dan terarah perlu diketahui keterangan-keterangan pribadi yang akan diwawancarai dan mengenai tema wawancara. Menurut (Mulyadi Adhisupho: 2005), orang yang bertanya harus menguasai pokok-pokok yang menjadi bahan wawancara. Sebaliknya, orang yang ditanya harus menguasai tema tidak hanya secara garis besar, tetapi juga secara mendetail. Untuk melakukan wawancara memerlukan persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Sebelum melakukan wawancara hendaknya menguasai persoalan yang akan dipercakapkan, kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum sampai detail.
2) Tahapan berikutnya menentukan arah permasalahan yang digali dengan dilengkapi berbagai berita berkaitan dengan bahan yang akan dijadikan bahan wawancara.
3) Setelah menentukan permasalahan, menetapkan siapa-siapa saja yang akan menjadi nara sumber untuk diwawancarai. Dalam hal ini harus jelas kriterianya mengapa dalam masalah ini harus mewawancarai nara sumber tersebut.
4) Mengenali sifat-sifatnya yang akan menjadi nara sumber sebelum terjadi wawancara. Untuk mengenali lebih dekat nara sumber, bertanya kepada orang lain yang tahu atau dekat dengan nara sumber, atau membaca tulisan dan riwayat hidup termasuk hobi, keluarganya, dan kesukaan lainnya.
5) Sebelum bertatap muka membuat janji dulu sebelum melakukan wawancara, untuk meminta dan menentukan kapan waktu yang luang dan tepat untuk melakukan wawancara, karena biasanya sumber berita person yang sibuk, sehingga pengaturan waktu cukup ketat.
6) Yang tak kalah pentingnya persiapan mental untuk mengadakan wawancara, karena masing-masing pribadi punya karakter yang berbeda, sehingga diperlukan membaca karakter calon nara sumber. Persiapan lainnya, peralatan yang diperlukan antara lain, bloknote, bolpoin, tape recorder atau kamera kalau memang diperlukan. Dianjurkan untuk berpakaian rapi dan menghindari penampilan yang kurang sopan.
c. Aturan Wawancara
Menurut Hendrikus (1991: 115), dalam hubungan dengan wawancara ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan baik oleh orang yang bertanya, maupun oleh orang yang ditanya, yaitu sebagai berikut.
1) Penanya harus mengenal pribadi yang ditanya secara tepat (nama, keahlian, jabatan).
2) Penanya hendaknya memperhatikan jalan pikiran atau hubungan logis antara pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
3) Untuk tema dan situasi tertentu, sebaiknya penanya memberikan kuesioner kepada orang yang ditanya sebelumnya, sehingga dia dapat menyiapkan diri secara peneliti.
4) Karena hasil wawancara itu direkam atau ditulis secara stenografis, maka sebelum dipublikasikan sebaiknya orang yang ditanya membaca hasil rangkuman sekali lagi. Dengan cara ini dia dapat mengoreksi kesalahan rumusan dari apa yang dikatakannya.
d. Fungsi Pertanyaan dalam Wawancara
Suatu pembicaraan yang bermakna selalu merupakan hasil dari dialog, sebagai satu proses yang berjalan atas pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan adalah impuls untuk mengaktifkan. Pertanyaan pada hakikatnya juga alat untuk memberi sugesti dan dalam hal tertentu memiliki daya paksaan. Menurut Hendrikus (1991: 116) ada dua belas pertanyaan yang dapat membantu setiap orang untuk memulai suatu dialog. Orang dapat menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1) tentang masalah-masalah umum,
2) tentang hal-hal khusus sampai sekecil-kecilnya,
3) tentang pendapat seseorang,
4) tentang penilaian seseorang,
5) tentang keinginan dan kehendaknya,
6) tentang pengalaman-pengalamannya,
7) tentang pendidikan seseorang,
8) tentang gambaran masa depan seseorang,
9) tentang masalah dan kecemasan hidup,
10) tentang rekan kerja,
11) tentang sanak keluarga, dan
12) tentang hobi.
e. Jenis Pertanyaan
Hendrikus (1991: 117) menyatakan bahwa dalam ilmu retorika ada berbagai pertanyaan yang berasal dari zaman Yunani kuno, yaitu sebagai berikut;
1) Pertanyaan informatif
Siapa yang ingin mengemukakan pertanyaan informatif, memerlukan pengetahuan, pengalaman dan bahan sampai sekecil-kecilnya. Pertanyaan ini hanya mau mendapat informasi atau penjelasan.
2) Pertanyaan untuk mengontrol
Pertanyaan semacam ini mudah., yang paling sederhana apabila ditanya: ”Bagaimana pendapat anda tentang hal ini?” atau “Apakah anda juga tidak sependapat dengan saya?” atau “Bukankah itu suatu hal yang baik?” . Pertanyaan seperti itu bermaksud untuk mengontrol, tetapi juga membantu untuk mengetahui apakah pendengar masih memperhatikan atau masih mendengar.
3) Pertanyaan untuk menjebak
Pertanyaan jebakan adalah sarana untuk menangkap dan memancing reaksi. Pertanyaan jebakan yang sederhana, misalnya : “Masih ada pertanyaan?” atau “Anda ingin mengatakan sesuatu?” Pertanyaan-pertanyaan ini dilontarkan apabila para pendengar tidak memberikan reaksi.
4) Pertanyaan untuk mengaktifkan
Pertanyaan-pertanyaan ini dilemparkan supaya pendengar merenungkannya. Beberapa contoh:
Bagaimana sikap Anda 8 tahun lalu?
Saya bertanya kepada Anda sekalian…
Andaikan juga muncul pertanyaan, biasanya muncul agak terlambat. Bagaimanapun juga pertanyaan ini meningkatkan aktivitas secara spontan.
5) Pertanyaan Socrates
Pertanyaan Socrates merupakan pertanyaan untuk mengiyakan. Pertanyaan ini dikemukakan sedemikian rupa, sehingga jawaban yang diberikan hanya “Ya”. Beberapa contoh:
Saya tahu pasti, bahwa Anda juga setuju…
Anda tentu setuju dengan pendapat kami…
6) Pertanyaan retoris
Pertanyaan retoris ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang kurang lebih bersifat sugestif dan tajam, digunakan untuk memutar balikkan pendapat atau menjadikan tidak jelas, dapat membuat orang lain menjadi bodoh. Contoh:
Adakah seorang di sini, yang berani berpendapat?
Ini ada satu pertanyaan untuk Anda, yang pasti tidak bisa dijawab dengan “Ya”.
7) Pertanyaan yang ofensif
Pertanyaan ini dipraktekkan dalam bidang politik, ekonomi dan industri, juga dalam hubungan dengan luar negeri. Contoh:
Apa pertimbangan Anda dalam mengambil keputusan untuk Firma?
Kepada siapa di antara kami, Anda tidak lagi menaruh kepercayaan?
8) Pertanyaan untuk membuka masalah baru
Pertanyaan semacam ini digunakan untuk menawarkan atau memulai pokok atau masalah pembicaraan yang baru, misalnya:
“Apakah sebaiknya kita lebih dahulu berbicara tentang harga?”
Pertanyaan ini akan mendorong lawan bicara untuk mengambil sikap.
9) Pertanyaan untuk menutup pembicaraan
Pertanyaan ini bertujuan, entah sadar atau tidak untuk menutup suatu pembicaraan, misalnya:
“Bolehkah sebagai penutup, saya menambahkan bahwa…”
10) Pertanyaan alternatif
Dengan pertanyaan ini, orang menawarkan lebih banyak kemungkinan dan jalan baru. Namun demikian, jumlah alternatif tidak boleh lebih dari tiga. Sering kali pertanyaan alternatif mendorong orang untuk cepat mengambil keputusan. Unsur yang penting dalam rumusan pertanyaan alternatif adalah “atau”.
2. Pengertian Pendekatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan didefinisikan suatu usaha dalam aktivitas untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah penelitian. Menurut Muchlison (1993: 3), pendekatan adalah cara terbaik untuk mencapai sesuatu. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat didefinisikan bahwa pendekatan adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Definisi ini sesuai dalam proses belajar mengajar, yaitu siswa diharapkan dapat memahami suatu konsep pengetahuan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan Integratif
a. Pengertian Pendekatan Integratif
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, siswa dituntut untuk menguasai 4 keterampilan, baik itu keterampilan berbahasa maupun bersastra. Guru harus bisa memilih pendekatan yang sesuai pada setiap proses pembelajaran. Hal itu diharapkan agar hasil pembelajaran siswa bisa maksimal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integratif adalah penggabungan atau penyatuan, pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh. Menurut Suyatno (2004:26), integratif berarti menyatukan beberapa aspek dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi kemudian diintegrasikan. Misalnya, pembelajaran berbicara diintegrasikan dengan pembelajaran menyimak dan menulis, sedangkan antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.
Menurut Djiwandono (1996: 10), pendekatan integratif diibaratkan sebuah bahasa. Bahasa merupakan penggabungan dari bagian-bagian dan komponen-komponen bahasa, yang bersama-sama membentuk bahasa. Bahasa merupakan suatu integrasi dari bagian-bagian terkecil dan membentuk menjadi bagian-bagian yang lebih besar, yang secara bertahap dan berjenjang membentuk bagian-bagian yang lebih besar apalagi yang pada akhirnya merupakan bentukan terbesar berupa bahasa yang seutuhnya. Sementara itu, menurut (Sri Murtiningsih: 2003), pembelajaran wawancara secara integratif merupakan pembelajaran wawancara yang diintegrasikan dengan menulis hasil wawancara, menulis rangkuman pendapat dan memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi.
Dengan melihat berbagai pengertian tentang pendekatan integratif di atas, dapat diperoleh pemahaman tentang konsep integratif. Pendekatan integratif dalam peningkatan kemampuan wawancara siswa kelas XI di SMA N 2 Metro ini merupakan penggabungan dari keterampilan berbicara ”wawancara” dengan keterampilan menulis ”menulis hasil wawancara” serta menulis rangkuman pendapat dan memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi. Penyampaian materi pembelajaran melalui pendekatan integratif ini dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi, yang sebenarnya materi dalam pembelajaran itu sesungguhnya adalah tentang berbicara, tetapi diintegrasikan dengan pembelajaran menulis.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Wawancara dengan Pendekatan Integratif
Pembelajaran dengan pendekatan integratif merupakan sebuah proses pengintegrasian atau penggabungan interbidang studi yaitu berbicara dan menulis, maka menurut (Sri Murtiningsih:2003) pembelajaran dengan pendekatan integratif dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Berwawancara
Berwawancara merupakan langkah awal sebelum siswa menyusun tulisan hasil wawancara. Sebelum siswa melakukan wawancara dengan nara sumber, guru dan siswa berdiskusi dahulu tentang beberapa hal, yaitu: (1) persiapan wawancara, dan (2) pemagian kelompok. Adapun persiapan berwawancara yaitu: (1) menentukan tema/ pokok masalah yang akan ditanyakan; (2) menentukan narasumber; (3) menyusun pokok-pokok yang akan ditanyakan; (4) menyusun daftar pertanyaan; dan (5) menghubungi narasumber dan membuat perjanjian tentang waktu tempat berwawancara. Kemudian dilakukan pembagian kelompok, satu kelompok bisa terdiri dari 5-6 orang. Setelah melakukan persiapan wawancara dan pembagian kelompok, para siswa bisa melakukan wawancara dengan sikap sopan dan bahasa yang santun.
2) Menulis hasil wawancara
Menulis hasil wawancara ini dilakukan sebagai urutan setelah siswa melakukan wawancara. Bentuk laporan dapat berupa laporan dengan sistematika yang terdiri atas: bab pendahuluan, bab isi, dan bab penutup.
3) Diskusi hasil wawancara
Diskusi hasil wawancara merupakan pertanggungjawaban kelompok dalam berwawancara. Meskipun demikian, tidak boleh ada seorang siswa pun yang tidak ikut berwawancara. Pada umumnya ini sering terjadi siswa yang membagi tugas dalam kelompoknya. Misalnya, ada yang berwawancara, ada yang menyusun laporan, ada yang mengetik, ada juga yang hanya menitip nama dengan mengganti biaya laporan. Untuk mengantisipasi hal itu, maka dialokasikan waktu untuk diskusi. Dalam forum diskusi atau presentasi ini akan tampak siswa yang tidak ikut serta dalam wawancara.
Dalam pelaksanaan diskusi atau presentasi, kelompok membagi tugas, yaitu: sebagai moderator, penyaji, penjawab pertanyaan dan notulis. Siswa yang menanggapi dicatat dan mendapat tambahan nilai efektif.
4) Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi
Pembelajaran ini pelaksanaannya bisa lebih efektif jika diintegrasikan dengan KD keterampilan yang lain. Dalam pembahasan ini, memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi dilaksanakan terpadu dengan presentasi atau diskusi hasil wawancara. Sebelum diskusi atau presentasi berlangsung, moderator dapat memperkenalkan diri dan teman-temannya (orang lain) yang merupakan anggota kelompok. Setelah itu baru diskusi atau presentasi dapat dimulai.
5) Menulis rangkuman pendapat
Dalam menulis rangkuman pendapat, materi pokoknya adalah berbagai pendapat dari para narasumber yang diwawancarai serta diskusi kelompok. Menulis rangkuman pendapat ini dapat dilakukan pada waktu wawancara, lalu tulisan disempurnakan ketika penyaji dalam diskusi menyampaikan laporan hasil wawancaranya.
c. Pemanfaatan Pendekatan Integratif dalam Peningkatan Kemampuan Wawancara
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, integratif interbidang studi lebih banyak digunakan saat guru menyampaikan pembelajaran berbicara yang perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan, guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi. Integratif sangat diharapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia oleh kurikulum berbasis kompetensi ini. Pengintegrasiannya diaplikasikan sesuai kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak bisa dipisah-pisahkan, materi harus dikemas secara menarik.
Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, empat keterampilan yang ada tidak bisa terpusat penyajiannya. Hal itu dikarenakan antara satu keterampilan dengan keterampilan yang lain saling berkaitan atau berhubungan. Penggunaan satu keterampilan biasanya dipadukan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Itu dilakukan oleh pengajar supaya agar proses pembelajaran berhasil dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena pada penelitian ini tentang pembelajaran wawancara maka pembelajaran dalam wawancara ini diintegrasikan atau dipadukan dengan menulis hasil wawancara, menulis rangkuman pendapat, dan memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi.
Oleh karena pembelajaran wawancara ini dilakukan dengan pendekatan integratif maka kegiatan pembelajaran ini dapat dilaksanakan di luar kelas, bahkan luar sekolah dengan berbagai sumber belajar. Orang tua siswa pun dapat dilibatkan dalam pembelajaran ini sedangkan guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar, serta guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran wawancara dengan pendekatan integratif ini kemampuan berbahasa dalam aspek berbicara akan meningkat pada siswa ketika siswa melakukan wawancara. Dalam kegiatan ini mereka berlatih untuk mencari informasi dengan bertanya, menanggapi lawan bicara, dan berani menanyakan kembali informasi yang kurang jelas. Hal ini akan meningkatkan kemampuan berbicara khususnya wawancara karena siswa yang pemalu, pendiam atau tidak berani berbicara dengan orang lain akan timbul keberaniannya untuk berbicara. Siswa yang sudah mempunyai keberanian berbicara akan berusaha menyusun kalimat yang efektif sehingga narasumber dapat memahami maksud pertanyaannya. Selain itu, peningkatan kemampuan berbicara dapat dilihat pada proses pertanggungjawaban “wawancara” yaitu dalam kegiatan diskusi hasil wawancara.
Dengan pendekatan integratif kemampuan berbahasa aspek menulis juga akan meningkat pada siswa, yaitu dengan menulis hasil wawancara yang memperhatikan struktur ragam tulis, diksi dan EYD. Selain menulis hasil wawancara peningkatan dapat terlihat dalam tulisan rangkuman pendapat dari diskusi hasil wawancara. Pendekatan integratif dalam peningkatan kemampuan wawancara bisa dijadikan sebuah inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, yakni kemampuan aktif atau produktif baik secara lisan maupun secara tertulis yang dapat dilihat pada waktu pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran. Sumber Dawud, dkk.2004. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Andri Wijaya. 2005. Bahasa Indonesia. Bandung: Titian Ilmu
Sumaryo. 2005. Kemampuan Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA kelas XI. Semarang: Aneka Ilmu

1 komentar:

  1. Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com

    Keunggulan dari smsqq adalah
    *Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
    *Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
    *Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
    *Bonus Setiap Hari Dibagikan
    *Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
    *Bonus referral 10% + 10%
    *Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
    *Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )

    Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66

    Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    BalasHapus

Bottom Ad [Post Page]