Ditulis oleh Nur Qomariyah
Konsep Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) bermula dari hakikat dialog yakni kegiatan percakapan antar orang dalam masyarakat/kelompok yang bertujuan bertukar ide, informasi dan pengalaman. Deep dialogue (dialog mendalam), dapat diartikan bahwa percakapan antara orang-orang tadi (dialog) harus diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan (GDI, 2001). Sedangkan ciritical thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya secara benar.
Proses Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking mengakses paham konstruktivis dengan menekankan adanya dialog mendalam dan berpikir kritis. Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan DD/CT, yaitu: (1) peserta didik dan dosen nampak aktif; (2) mengoptimalisasikan potensi intelligensi peserta didik; (3) berfokus pada mental, emosional dan spiritual; (4) menggunakan pendekatan dialog mendalam dan berpikir kritis; (5) peserta didik dan dosen dapat menjadi pendengar, pembicara, dan pemikir yang baik; (6) dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari; (7) lebih menekankan pada nilai, sikap dan kepribadian.
Proses pembelajaran berbasis DD/CT dapat diimplementasikan melalui tiga tahap, yaitu tahap pra instruksional, tahap instruksional, dan tahap pasca instruksional. Masing-masing tahap dapat dilakukan jika guru dapat mengubah pandangan terhadap proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered mengubah cara/pola mengajar dari konvensional ke penggunaan multi method dan multi media, dan bersedia melakukan refleksi dari setiap akhir pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan pada tahap pra instruksional yakni guru mengenalkan diri, memberikan informasi nomor yang mudah dihubungi untuk “berkonsultasi”. Kegiatan ini dilanjutkan dengan review bekal menulis karya ilmiah (ejaan, kata dan istilah, kalimat efektif, dan paragraf) untuk mendorong siswa agar hal tersebut dijadikan pedoman dalam menyunting karya tulisnya. Hasilnya siswa merasa dihargai dan dioptimalkan dalam proses belajar. Kegiatan pada tahap instruksional yakni guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan mengajukan pertanyaan komplek dan provokatif untuk mendorong siswa menemukan konsep yang akan dibelajarkan (tahapan menulis karya ilmiah, mengembangkan setiap tahap dalam menulis karya ilmiah dengan teknik yang benar, menyunting karya tulisnya yang mencakup penajaman isi/substansi, bahasa, dan format/sistematika melalui strategi penemuan konsep/concept attainment), selanjutkan mendorong peserta didik untuk menetapkan, mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya melalui strategi cooperative learning. Guru melakukan evaluasi baik proses maupun hasil belajar peserta didiknya. Kegiatan pada tahap pasca instruksional yakni guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat dan perasaan, dan pengalaman selama mengikuti pembelajaran. Guru melakukan refleksi untuk memperbaiki rencana kegiatan pembelajaran berikutnya. (Diadaptasi dari GDI:2000).
Penerapan DD/CT di kelas cukup mudah, apabila guru telah memahami kaidah-kaidahnya sebagai berikut:
Perubahan pandangan guru bahwa pemberdayaan peserta didik dalam pembelajaran dengan memberi kesempatan pada peserta didik, untuk mencari, menemukan, menganalisis, mendialogkan, dan mengkonstruksikan pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan baru lebih bermakna daripada ceramah atau penugasan tanpa DD/CT.
Untuk mengajarkan topik sebaiknya dilaksanakan dengan kegiatan menggali dan menemukan sendiri
Membiasakan peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dan bertanya secara terbuka
Menciptakan suasana dialog mendalam ' antar peserta didik" dan "antara peserta didik-guru" oleh karenanya diupayakan untuk selalu belajar dalam kelompok
Mempergunakan berbagai media dan sumber belajar untuk memperluas wawasan
Memberi peserta didik kesempatan untuk melakukan refleksi sebelum pelajaran berakhir
Konsep Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) bermula dari hakikat dialog yakni kegiatan percakapan antar orang dalam masyarakat/kelompok yang bertujuan bertukar ide, informasi dan pengalaman. Deep dialogue (dialog mendalam), dapat diartikan bahwa percakapan antara orang-orang tadi (dialog) harus diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan (GDI, 2001). Sedangkan ciritical thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya secara benar.
Proses Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking mengakses paham konstruktivis dengan menekankan adanya dialog mendalam dan berpikir kritis. Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan DD/CT, yaitu: (1) peserta didik dan dosen nampak aktif; (2) mengoptimalisasikan potensi intelligensi peserta didik; (3) berfokus pada mental, emosional dan spiritual; (4) menggunakan pendekatan dialog mendalam dan berpikir kritis; (5) peserta didik dan dosen dapat menjadi pendengar, pembicara, dan pemikir yang baik; (6) dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari; (7) lebih menekankan pada nilai, sikap dan kepribadian.
Proses pembelajaran berbasis DD/CT dapat diimplementasikan melalui tiga tahap, yaitu tahap pra instruksional, tahap instruksional, dan tahap pasca instruksional. Masing-masing tahap dapat dilakukan jika guru dapat mengubah pandangan terhadap proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered mengubah cara/pola mengajar dari konvensional ke penggunaan multi method dan multi media, dan bersedia melakukan refleksi dari setiap akhir pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan pada tahap pra instruksional yakni guru mengenalkan diri, memberikan informasi nomor yang mudah dihubungi untuk “berkonsultasi”. Kegiatan ini dilanjutkan dengan review bekal menulis karya ilmiah (ejaan, kata dan istilah, kalimat efektif, dan paragraf) untuk mendorong siswa agar hal tersebut dijadikan pedoman dalam menyunting karya tulisnya. Hasilnya siswa merasa dihargai dan dioptimalkan dalam proses belajar. Kegiatan pada tahap instruksional yakni guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan mengajukan pertanyaan komplek dan provokatif untuk mendorong siswa menemukan konsep yang akan dibelajarkan (tahapan menulis karya ilmiah, mengembangkan setiap tahap dalam menulis karya ilmiah dengan teknik yang benar, menyunting karya tulisnya yang mencakup penajaman isi/substansi, bahasa, dan format/sistematika melalui strategi penemuan konsep/concept attainment), selanjutkan mendorong peserta didik untuk menetapkan, mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya melalui strategi cooperative learning. Guru melakukan evaluasi baik proses maupun hasil belajar peserta didiknya. Kegiatan pada tahap pasca instruksional yakni guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat dan perasaan, dan pengalaman selama mengikuti pembelajaran. Guru melakukan refleksi untuk memperbaiki rencana kegiatan pembelajaran berikutnya. (Diadaptasi dari GDI:2000).
Penerapan DD/CT di kelas cukup mudah, apabila guru telah memahami kaidah-kaidahnya sebagai berikut:
Perubahan pandangan guru bahwa pemberdayaan peserta didik dalam pembelajaran dengan memberi kesempatan pada peserta didik, untuk mencari, menemukan, menganalisis, mendialogkan, dan mengkonstruksikan pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan baru lebih bermakna daripada ceramah atau penugasan tanpa DD/CT.
Untuk mengajarkan topik sebaiknya dilaksanakan dengan kegiatan menggali dan menemukan sendiri
Membiasakan peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dan bertanya secara terbuka
Menciptakan suasana dialog mendalam ' antar peserta didik" dan "antara peserta didik-guru" oleh karenanya diupayakan untuk selalu belajar dalam kelompok
Mempergunakan berbagai media dan sumber belajar untuk memperluas wawasan
Memberi peserta didik kesempatan untuk melakukan refleksi sebelum pelajaran berakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar