Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Oleh : Kuwat
Dalam Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP, siswa kelas VIII Semester 1 dituntut memiliki kompetensi menulis teks berita melalui kegiatan pembelajaran menulis teks berita. Untuk membantu siswa memiliki kompetensi menulis teks berita, peran guru sangatlah penting, yaitu sebagai sumber belajar, mediator, motivator, dan inovator. Guru harus berusaha menemukan model, metode, dat teknik pembelajaran yang tepat sehingga mempermudah siswa menguasai kompetensi yang harus dikuasai.
Apakah teknik 3 M efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa SMP? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan penulis uraikan dalam tulisan ini.
B. Menulis Berita
1. Pengertian Berita
Banyak pakar mengatakan bahwa berita itu sulit didefinisikan. Berbagai definisi memberikan penekanan yang berbeda-beda. Nothclife (dalam Depdiknas, 2004:28) menekankan pada aspek “keanehan” atau “ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian atau rasa ingin tahu. Pada sumber yang sama, ada definisi yang bersumber pada aspek kemenarikan perhatian. Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca. Ada definisi yang bersumber pada aspek kecepatan kejadian. Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa dari suatu kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka itu. Menurut Wirasutisna (1995:13) berita ialah hal-hal yang luar biasa atau istimewa.
Jadi, berita dapat didefinisikan sebagai laporan suatu kejadian yang faktual, menarik, dan luar biasa.
2. Unsur-unsur Berita
Berkenaan dengan unsur-unsur sebuah berita, dalam banyak literatur kita sering menemukan rumus 5W + 1H. Sebuah berita seharusnya berisi what, who, where, when, why, dan how. Soehoet (2003:59) memberikan singkatannya dalam bahasa Indonesia, yakni ASDAMBA. A=Apa, S=Siapa, D=Di mana, A=Apabila/kapan, M=Mengapa, Ba=Bagaimana.
3. Teras Berita
Teras berita adalah bagian berita yang terletak pada alinea pertama. Teras berita merupakan bagian dari komposisi atau susunan berita, yakni terletak setelah judul berita dan sebelum badan berita. Teras berita mempunyai kedudukan yang sangat penting setelah judul berita berkenaan dengan daya kemenarikan sebuah berita. Berita yang baik akan mencantumkan maksud utama judul dalam teras berita (Depdiknas, 2004:42)
4. Susunan Berita
Berita harus disusun dengan memperhatikan kebutuhan pembaca dalam mencari informasi. Pada tahap awal karena alasan terbatasnya waktu membaca, para pembaca pada umumnya hanya ingin mencari informasi yang penting. Ia tidak ingin membaca isi berita secara keseluruhan. Susunan berita menggunakan prisnsip “piramida terbalik”. Unsur yang penting ditempatkan pada awal kemudian diikuti bagian yang kurang penting.
C. Teknik 3 M
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, teknik diartikan cara sistematis mengerjakan sesuatu. Dalam pembelajaran, teknik merupakan suatu kiat, suatu siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung.
Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi. Seperti kata pakar bahwa di kolong langit ini tidak ada yang baru, teknik 3M ini pun sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Penulis terilhami dari apa yang diajarkan Mardjuki ( dalam Harefa, 2002:31), seorang penulis kreatif yang cukup dikenal oleh para wartawan di Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon penulis muda, yaitu dengan 3N-nya (niteni, norokke, nambahi).
Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti mengenai sebuah objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis teks berita, siswa mengamati model teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang disediakan guru. Hasil yang diharapkan dari kegiatan mengamati adalah pembelajar menemukan unsur-unsur berita dan pola-pola penulisan teks berita. Teknik mengamati ini ternyata selaras dengan beberapa pilar dalam Pendekatan Kontekstual, yaitu inkuiri.
Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan “menjiplak”. Hal yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per kalimat tetapi unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks berita sehingga siswa dapat menulis teks berita dalam berbagai pola dan variasi. Teknik meniru tidak jauh beda dengan konsep pemodelan dan kontruksivisme dalam Pendekatan Kontekstual.
Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas terhadap tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam objek tiruan ada unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi sehingga menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
D. Aplikasi Teknik 3M dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Aplikasi teknik 3M dalam pembelajaran menulis teks berita seperti halnya kegiatan pembelajaran pada umumnya, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan siswa berinteraksi dengan guru memperbincangkan pengalamannya bersentuhan dengan berita baik dalam konteks mendengarkan, membaca, atau menulis berita. Melalui kegiatan ini guru dapat mengetahu skemata siswa. Guru memberikan contoh orang di lingkungan sekitar yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menulis berita. Melalui interaksi yang hangat, siswa akan merasakan betapa penting dan bermanfaatnya penguasaan kompetensi menulis teks berita.
Kegiatan Inti
1. Kegiatan pertama
Secara kelompok siswa mengamati contoh teks berita yang disediakan guru diambil dari surat kabar dari berbagai penerbitan dengan peristiwa yang sama. Masing-masing kelompok mengamati tiga teks berita. Pada kegiatan ini siswa mendiskusikan unsur-unsur berita tersebut dan polanya. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya. Dari kegiatan ini, dengan bantuan guru siswa menemukan unsur-unsur berita dan berbagai variasi pola penulisannya. Bila terjadi dari hasil pengamatan dan temuan siswa ternyata unsur-unsur berita yang ada belum lengkap, guru melengkapi dengan memberikan tambahan penjelasan.
2. Kegiatan kedua
Siswa mengamati gambar peristiwa sejenis dengan peristiwa dalam berita pada kegiatan pertama. Pada kegiatan ini siswa secara individu berimajinasi tentang peristiwa berdasarkan gambar yang diamati. Siswa berimajinasi tentang apa, siapa, di mana, kapan, mengapa peristiwa itu terjadi dan bagaimana akibatnya. Kemudian menuliskan hasil imajinasinya dengan meniru pola ketiga teks berita yang dijadikan model secara bergantian. Hasil yang diharapkan dari kegiatan kedua ini, siswa dapat menulis tiga teks berita dengan pola yang berbeda dengan peristiwa sama.
3. Kegiatan ketiga
Teks berita yang dihasilkan pada kegiatan kedua dicermati ulang. Masing-masing siswa diberi waktu untuk memperbaiki tulisannya dan menambahkan hal-hal yang perlu sehingga teks berita yang dihasilkan menjadi lebih sempurna dan lengkap.
Pada kegiatan ketiga ini, bila memungkinkan siswa diberi kesempatan untuk menilai tulisan teman dengan mengacu pada pedoman penyekoran yang disepakati bersama antara guru dan siswa. Kemudian menempelkannya di papan temepl yang ada di kelas sehingga menjadi majalah dinding kelas. Bila tidak memungkinkan, hasil kerja siswa dikumpulkan untuk diniali guru.
Kegiatan Penutup
Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman belajarnya berupa kemudahan-kemudahan dan kesulita-kesulitan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Apapun yang disampaikan siswa dijadikan bahan refleksi agar pembelajaran berikutnya lebih baik. Pada akhir kegiatan siswa diberi tugas untuk menulis berita berdasarkan peristiwa aktual yang dialami atau dilihatnya tanpa menggunakan model.
E. Penutup
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa penerapan teknik 3M dapat mempermudah siswa untuk menguasai kompetensi menulis teks berita. Teknik 3M tidak sulit diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita baik untuk SMP di perkotaanmaupun SMP di pedesaan. Kemauan gurulah kata kuncinya. Teknik 3M juga sangat mungkin diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis yang lain, seperti menulis cerpen, pengumuman, iklan baris, surat, dal lainnya.
Daftar Pustaka
Depdiknas, 2004. Pengembangan Keterampilan Menulis II : Ulasan, teks Berita, Teks Pidato/Ceramah, Pengalaman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan , Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. bandung : Angkasa.
Wirasutisna, Haksan. 1995. Menulis Karangan untuk Pers. Jakarta : Balai Pustaka.
Soehoet,A.H.M. 2003. Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta : Penerbit Yayasan Kampus Tecinta-IISIP.
Depdikbud.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Harefa. Andreas. 2002. Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang. Jakarta : PT. Gramedia.

2 komentar:

Bottom Ad [Post Page]